Selasa, 15 Februari 2011

KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA

href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C02%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"> 

INTERAKSI SEBAGAI PROSES SOSIAL
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Sebab, tanpa adanya interaksi, tidak akan ada kehidupan bersama. INTERAKSI SOSIAL adalah hubungan-hubungan sosial  yang dinamis, baik yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, maupun antara kelompok dan kelompok lain. Hubungan sosial itu terjadi melalui komunikasi dan kontak sosial.

  1. Interaksi ialah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi.
  2. Interaksi tidak dapat dilakukan secara sendiri, tetapi harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk berinteraksi.
Inti kehidupan sosial adalah interaksi sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial (masyarakat). Interaksi sosial merupakan dasar dan bentuk umum dari suatu proses sosial. Tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan ada kehidupan bersama.
Proses sosial adalah hubungan timbal-balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar individu masyarakat. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan dalam kehidupan masyarakat yang dapat dilihat apabila individu atau kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Dengan demikian, interaksi sosial berkaitan erat dengan terjadinya proses sosial

SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Ketika siswa baru di kelasmu masuk di hari pertamanya, dia belum mengenal siapapun di kelas itu. Untuk dapat diterima dengan baik oleh warga kelas itu, siswa barutersebut harus bersosialisasi dengan seluruh warga kelas. Dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. Kegiatan siswa baru yang berkaitan dengan upaya penyesuaian diri dengan lingkungan kelas barunya itu merupakan suatu proses sosialisasi.


Agen – agen sosialisasi
1)      Keluarga
Hubungan ayah dan Anak :
nilai dan norma yang itanamkan di dalam keluarga akan berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak
2)      sekolah
Sekolah, tempat anak belajar  mandiri, bertanggung jawab,  berpikir, bersikap dan bertindak yang berdampak pada perkembangan kepribadian, misalnya melalui kegiatan Paskibra
3)      media massa
4)      masyarakat
5)      teman sebaya





STATUS
Status berarti tempat/posisi seseorang di dalam suatu pola tertentu. Dilihat dari cara memperolehnya, setiap individu dapat menduduki status sosial sebagai berikut :
(1)        Ascribed status: status seseorang yang diperoleh secara otomatis berdasarkan
            kelahiran/turun-temurun. Misalnya, Pangeran Charles adalah seorang putra
            mahkota           karena terlahir sebagai anak pertama Ratu Inggris, Diponegoro
            adalah seorang pangeran karena dia terlahir sebagai putra Sultan
            Hamengku Buwono III.
(2)        Achieved status: status yang dicapai seseorang         dengan usaha-usaha yang  
           disengaja. Contoh :     Status doktor diperoleh setelah seseorang         menyelesaikan
           rangkaian panjang pendidikan    SD, SMP, SMA, S1, S2, dan S3. Juara kelas   diraih setelah seseorang belajar dengan giat.
(3)        Assigned status, status atau kedudukan yang            diberikan kepada seseorang
             yang telah berjasa       kepada masyarakat. Misalnya, Drs. Moh. Hatta            sebagai
             Bapak Koperasi Indonesia.


PERAN
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang sesuai dengan status (kedudukan) yang dimilikinya. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma menentukan bahwa seorang dokter haruslah mampu mendiagnosa dan mengobati orang sakit. Jika ada dokter yang tidak mampu mendiagnosa dan mengobati penyakit, perlu diragukan apakah dia dokter benar atau palsu. Guru mengajar, contoh peran yang menempel pada status.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial yang terjadi dapat bersifat positif dapat pula bersifat negatif.
      a.   Interaksi sosial positif disebut pula sebagai interaksi sosial asosiatif.
  1. Interaksi sosial negatif disebut juga interaksi sosial disosiatif.
  2. Interaksi asosiatif mengarah pada persatuan karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya mengarah pada persatuan.
  3. Interaksi disosiatif mengarah pada "perpecahan" karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya mengarah pada perpecahan. Dengan demikian, terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatnya berlawanan, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.

Interaksi Sosial Asosiatif
Pola hubungan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat tercipta karena adanya kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Kerja Sama
Kerja sama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama.



Akomodasi
Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
(1) Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
(2)Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
(3)Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
(4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.




Asimilasi
Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
(1)        Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
(2)        Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu lama.
(3)        Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut :
(1)        Toleransi
(2)        Kesempatan-kesempatan yang seimbang di       bidang ekonomi
(3)        Sikap menghargai kehadiran orang asing dan     kebudayaannya
(4)        Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa       dalam masyarakat
(5)        Memiliki persamaan historis dalam unsur-          unsur    kebudayaan
(6)        Perkawinan campuran antarkelompok yang       berbeda
(7)        Adanya musuh bersama dari luar
Pernikahan antarsuku (misalnya suku  Ambon dan Batak) merupakan contoh  Asimilasi

PENGHALANG ASIMILASI
Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah seperti berikut.
(1)        Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
(2)        Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
(3)        Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang        dihadapi.
(4)        Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu     lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau        kelompoknya.
(5)        Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan        ciri-ciri fisik.
(6)        Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada      kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group            feeling).
(7) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari        golongan yang berkuasa.
(8)        Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
            pertentangan-pertentangan pribadi.

AKULTURASI
  1. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
  2. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu.
  3. Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan kebudayaan asli Indonesia.
  4. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.

Interaksi Sosial Disosiatif
Terdapat tiga bentuk interaksi disasosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.
Persaingan
Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa bentuk persaingan.
(1) Persaingan ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media massa cetak maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.
(2)        Persaingan kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar lebih     banyak daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan tradisional        seperti wayang orang dan film-film di bioskop
(3)        Persaingan kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada.
(4)        Persaingan ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.


PERTENTANGAN
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan atau keinginannya
Pertentangan dapat timbul karena:
(1)        Prbedaan pendapat, prinsip, aturan antarindividu
(2)        Perbedaan adat istiadat, kebudayaan
(3)        Perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial
(4)        Perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi

Kontravensi
Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan.
Menurut sifatnya, bentuk-bentuk kontravensi adalah sebagai berikut.
(1) Umum: penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
(2) Sederhana: menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
(3) Intensif: penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain.
(4) Rahasia: mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat.
(5) Taktis: mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain, memaksa pihak lain dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi.


PROSES INTERAKSI SOSIAL
a)Kontak Sosial
           Kontak sosial dapat terjadi secara langsung (disebut kontak sosial primer) dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung (disebut kontak sosial sekunder.
b)Komunikasi
Suatu komunikasi terjadi jika memenuhi persyaratan berikut.
(1)Adanya pihak yang mengirim pesan (komunikator/sender)
(2)Adanya penerima pesan (komunikan/receiver)
(3)Adanya pesan (message) yang ingin disampaikan
(4)Adanya tanggapan (feedback) dari si penerima atas isi pesan







FAKTOR PENDORONG TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
a)      Identifikasi
ialah suatu proses yang terjadi pada diri seseorang yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain yang ingin ditirunya.
b)      Imitasi
Imitasi adalah tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut.
c)      Sugesti
Sugesti adalah pengaruh, pandangan, atau sikap yang diberikan seorang individu terhadap individu lain kemudian diterima, dituruti, atau dilaksanakan dengan tanpa berpikir lagi secara rasional.
d)      Simpati
Simpati ialah keikutsertaan merasakan apa yang dirasa orang lain (senang, susah,dsb.). Simpati ialah keikutsertaan  merasakan apa yang dirasa orang lain (senang, susah, dsb.).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar